Minggu, 31 Maret 2019

Manusia Global



·         Menjadi manusia global min 500 kata / 1 lembar
Pertemuan itu senyatanya bertujuan untuk membahas permasalahan brain drain yang memang sedang dirasa booming. Arti sederhananya, yaitu larinya para ulul albab, atau orang-orang pintar Indonesia ke luar negeri, demi mencari penghidupan yang lebih baik. Contohnya, bapak insinyur Indonesia pak Habibie. Kasusnya sering bermula dari kesempatan belajar di luar negeri yang diterima oleh para mahasiswa, namun menjelang akhir studi, mereka tidak kembali ke Indonesia. Melainkan menetap dan bekerja di negara tempat numpang tersebut.
Seluruh mahasiswa Indonesia di luar negeri, yang merupakan perwakilan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) itu berbagi tentang keadaan yang mereka hadapi di dunia luar. Tidak ada satupun yang menampik bahwa ada daya tarik yang besar bagi orang-orang Indonesia di luar negeri untuk terus bekerja di sana. Faktor-faktor utamanya: keadaan ekonomi yang lebih baik, lapangan kerja yang lebih luas tersedia, serta sistem kerja yang lebih melekteknologi serta profesional. 
Simak saja cerita perwakilan dari Filipina. Kerja part-time di perusahaan untuk menghidupi dirinya selama jadi mahasiswa, dengan jadwal kuliah yang disesuaikan dengan jadwal kerjanya, ia bisa mendapat upah sebesar Rp 8 juta per bulan, dibayar sesuai dengan shift jam kerjanya setiap minggu. Itu baru tingkat lulusan undergraduate
Cerita dari perwakilan Swedia tidak jauh berbeda. Seorang tukang sampah saja (Swedia adalah negara yang mengoversi sampahnya dan sampah negara tetangga menjadi energi) digaji sekitar Rp 20 juta per bulan. Siapa yang tidak ngiler. Siapa yang bisa menyalahkan orang-orang yang akhirnya menetap di sana.
Faktor lain adalah kasus lulusan magister maupun doktoral luar negeri yang kembali ke Indonesia tidak dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya. Seringkali, kesempatan kerja yang ada memiliki persyaratan kompetensi yang lebih rendah. Ini juga beban; bagaimana seseorang merasa tidak bisa mengaplikasikan keseluruhan ilmunya dengan baik.
Mereka Lari, Terus Kenapa?

Bahaya 
brain drain, yaitu bahwa Indonesia bisa kekurangan orang-orang paling mumpuni-nya di dalam negeri sendiri. Padahal kalau dibandingkan, masih banyak sekali kekurangan di dalam negeri yang membutuhkan keahlian dan kemajuan pemikiran. Kasusnya menjadi semakin urgent, karena kesempatan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia untuk menetap di luar negeri, bisa dibilang semakin besar.
Indonesia termasuk negara yang banyak diincar karena resource manusianya yang besar, sejalan dengan statusnya sebagai productive country. Apalagi bila dibandingkan dengan negara-negara makmur seperti di Eropa, yang sudah mulai memasuki tahap aging country dan kehilangan SDM produktifnya, terutama untuk tenaga industri. 
Sebenarnya, persebaran orang-orang Indonesia di luar negeri juga bisa berdampak baik bagi perkembangan diplomasi, ekonomi dan akademisi. Contohnya adalah orang-orang Tiongkok yang juga tersebar ke berbagai negara, namun tetap terhubung dengan jaringan bisnis dan ekonomi di negara sendiri. Sehingga negara mereka juga turut berkembang karenanya.
Nampaknya hal ini yang sedikit luput. Karena motif tinggal ke luar negeri yang masih lebih banyak untuk ‘membahagiakan’ diri sendiri, maka banyak kemungkinan faktor kepedulian terhadap masyarakat di kampung sendiri terlupakan, atau terabaikan. Ada missing link antara para diaspora ini dengan masyarakat di dalam negeri sendiri yang mengakibatkan transfer ilmu sedikit terhambat. Apakah lantas ini jadi sebuah masalah nasionalisme?
Pada titik ini diskusi dalam pertemuan itu mencapai titik ‘sensitif’. Mereka yang di luar negeri tidak mau menerima anggapan bahwa keberadaan di luar negeri lantas membuat mereka tidak kehilangan semangat nasionalisme. Sementara yang berada di Indonesia merasa bahwa mereka di luar tidak merasakan perjuangan yang sama untuk mengoptimalisasi diri dan membangun negeri.
Menanggapi pemikiran ini, saya rasa I Made Andi Arsana di Australia menyajikan sudut pandang yang menarik.  Sebagai orang Indonesia ‘tulen’, paling tidak dasar rasa cinta kepada negeri yang harus ada. Termasuk cinta pada masyarakat Indonesia sendiri. Sehingga bisa tumbuh rasa ‘one for allall for one‘, bahkan ‘all for all‘. 
Memang, bisa jadi kita tidak suka dengan keadaan di negara sendiri. Namun, ”…mengutuk dan mencaci Indonesia tanpa berbuat sesuatu yang sesungguhnya bisa dilakukan, tidak menjadikan seseorang sebagai kaum nasionalis. Di sisi lain, meneriakkan nasionalisme dan buta akan kelemahan negeri serta antipati terhadap orang yang gemar mengkritik Indonesia juga tidak menjamin seseorang menjadi seorang nasionalis,” kata ‘Bung’ Andi. Pemikiran ini tertuang dalam artikel berjudul Menera Ulang Nasionalisme
Jadi, apakah nasionalisme itu terikat pada negara mana seseorang berada? Mungkin tidak. Namun, yang lebih berarti adalah upaya-upaya yang mereka lakukan untuk negara sendiri. Bagi seorang akademis, tentunya ini terkait dengan menyebarkan dan mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki. Bagaimana bila wadah bagi hal itu non-existent di dalam negeri sendiri? "Jadi entrepreneur saja!" kata Hary Tanoesoedibjo yang turut hadir dalam salah satu rangkaian pertemuan tersebut.
JADI ORANG INDONESIA : MAHAL
Mencari kesejahteraan hidup itu memang mutlak bagi setiap manusia. Nabi Muhammad dulu juga berhijrah ke Madinah demi mencari kehidupan yang lebih baik. Namun, setelah sejahtera, ia dan kaum Muslim yang sudah lebih kuat barisannya pun kembali ke Mekkah untuk membangun kembali peradaban yang lebih baik.
Menjadi orang Indonesia itu nampaknya memang sedikit ‘mahal’. Kemerdekaan kita dulu tidak lepas dari gugurnya jutaan jiwa. Kini, orang-orang dengan niat untuk membangun Indonesia, memang harus sedikit melepas kenyamanannya di tengah situasi yang masih kurang ideal. Mudah-mudahan, globalisasi turut mendorong kita menuju tingkatan nasionalisme yang lebih tinggi. Yaitu nasionalisme yang mendorong kita untuk mengevaluasi negara sendiri agar terus menjadi lebih baik.
Bagi saya sendiri, kesempatan belajar ke luar negeri tidak lepas dari tanggung jawab besar. Sebuah tuntutan tidak tercatat seakan mengiringi, untuk menjadi seseorang yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Saya sendiri terus berdoa semoga kejadian-kejadian di masa ini menjadi pemicu pergerakan-pergerakan baru yang profesional dari Indonesia. Semoga.

·         Seluruh provinsi di Indonesia + ibu kota + gubernur

No
Nama Provinsi
Ibu Kota Provinsi
Gubernur
1
Nanggroe Aceh Darussalam
Banda Aceh
 Zaini Abdullah
2
Sumatera Utara      
Medan
Edy Rhamayadi
3
Sumatera Barat
Padang
Irwan Prayitno
4
Riau   
Pekanbaru
Arsyadjuliandi Rachman
5
Kepulauan Riau
Tanjung Pinang
Nurdin Basirun
6
Jambi
Jambi
Zumi Zola
7
Sumatra Selatan
Palembang
Alex Noerdin
8
Bangka Belitung
Pangkal Pinang
Rustam Effendi
9
Bengkulu
Bengkulu
Ridwan Mukti
10
Lampung
Lampung
Gubernur: Rusli Habibie
11
DKI Jakarta
Jakarta
Anies Baswedan
12
Jawa Barat
Bandung
Ahmad Heryawan
13
Banten
Serang
Rano Karno
14
Jawa Tengah
Semarang
Ganjar Pranowo
15
DI Yogyakarta
Jogjakarta
Sri Sultan Hamengkubuwono X
16
Jawa Timur
Surabaya
Soekarwo
17
Bali
Denpasar
I Made Mangku Pastika
18
Nusa Tenggara Barat
Mataram
Muhammad Zainul Majdi
19
Nusa Tenggara Timur
Kupang
Frans Lebu Raya
20
Kalimantan Barat
Pontianak
Cornelis
21
Kalimantan Timur
Samarinda
Awang Faroek Ishak
22
Kalimantan Tengah
Palangkaraya
Sugianto Sabran
23
Kalimantan Selatan
Banjarmasin
Sahbirin Noor
24
Kaliamantan Utara
Tanjung Selor
Irianto Lambrie
25
Sulawesi Utara
Manado
Olly Dondokambey
26
Sulawesi Barat
Kota Mamuju
Anwar Adnan Saleh
27
Sulawesi Tenggara
Kendari
Saleh Lasata (Plt)
28
Sulawesi Tengah
Palu
Longki Djanggola
29
Sulawesi Selatan
Makasar
Syahrul Yasin Limpo
30
Gorontalo
Gorontalo
Rusli Habibie
31
Maluku
Ambon
Said Assagaff
32
Maluku Utara
Ternate
Abdul Ghani Kasuba
33
Papua Barat
Kota Manokwari
Abraham Octavianus Atururi
34
Papua
Jayapura
Lukas Enembe

·         28 Pulau terluar yang berbatasan langsung dengan luar Negara

No.
Nama pulau
Koordinat titik terluar
Perairan
Wilayah administrasi
Negara terdekat
1
Alor
8°13′50″S 125°7′55″E / 8.23056°S 125.13194°E
Selat Ombai
Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur
Timor Leste

2
Ararkula                          
5°35′42″S 134°49′5″E / 5.59500°S 134.81806°E
Laut Aru
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku         
Australia

3
Asutubun                                   

8°3′7″S 131°18′2″E / 8.05194°S 131.30056°E
Laut Timor
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
Timor Leste
4
Bangkit                           
          1°2′52″N 123°6′45″E / 1.04778°N 123.11250°E
Laut Sulawesi
Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara
Filipina

5
Barung                            
8°30′30″S 113°17′37″E / 8.50833°S 113.29361°E
Samudra Hindia
Kabupaten Jember, Jawa Timur
Australia

6
Batarkusu                                  
8°20′30″S 130°49′16″E / 8.34167°S 130.82111°E
Laut Timor
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku
Timor Leste
7
Batek                              
9°15′30″S 123°59′30″E / 9.25833°S 123.99167°E
Laut Sawu
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Timor Leste

8
Batu Bawaikang                                     

4°44′46″N 125°29′24″E / 4.74611°N 125.49000°E
Laut Sulawesi
Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara
Filipina
9
Batu Berhanti                             
1°11′6″N 103°52′57″E / 1.18500°N 103.88250°E
Selat Singapura
Kota Batam, Kepulauan Riau
Singapura

10
Batu Goyang                              
7°57′1″S 134°11′38″E / 7.95028°S 134.19389°E
Laut Aru
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
Australia

11
Batu Kecil                                  
5°53′45″S 104°26′26″E / 5.89583°S 104.44056°E
Samudra Hindia
Kabupaten Lampung Barat, Lampung
Australia

12
Batu Mandi             
2°52′10″N 100°41′5″E / 2.86944°N 100.68472°E
Selat Malaka         
Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau   
Malaysia
13
Benggala                                   
5°47′34″N 94°58′21″E / 5.79278°N 94.97250°E
Samudra Hindia
Kota Sabang, Aceh
India

14
Bepondi                                    
0°23′38″S 135°16′27″E / 0.39389°S 135.27417°E
Samudra Pasifik
Kabupaten Biak Numfor, Papua
Palau
15
Berhala                           

          3°46′38″N 99°30′3″E / 3.77722°N 99.50083°E
Selat Malaka
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
Malaysia
16
Bras                      
0°55′57″N 134°20′30″E / 0.93250°N 134.34167°E
Samudra Pasifik
Kabupaten Biak Numfor, Papua
Palau

17
Budd                      
0°32′8″N 130°43′52″E / 0.53556°N 130.73111°E
Samudra Pasifik
Kabupaten Sorong, Papua Barat  
Palau

18
Damar                   
2°44′29″N 105°22′46″E / 2.74139°N 105.37944°E
Laut Natuna         
Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau
Malaysia

19
Dana (Dona; Ndana; Pamana)                                     
11°0′36″S 122°52′37″E / 11.01000°S 122.87694°E
Samudra Hindia
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Australia

20
Dana                              
10°50′0″S 121°16′57″E / 10.83333°S 121.28250°E
Samudra Hindia
Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Australia

21
Deli             
7°1′0″S 105°31′25″E / 7.01667°S 105.52361°E
Samudra Hindia 
Kabupaten Pandeglang, Banten
Australia
22
Enggano                                    
5°31′13″S 102°16′0″E / 5.52028°S 102.26667°E
Samudra Hindia
Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu
Laut Lepas

23
Enu                                
7°6′14″S 134°31′19″E / 7.10389°S 134.52194°E
Laut Arafuru
Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku
Australia

24
Fani             
1°4′28″N 131°16′49″E / 1.07444°N 131.28028°E
Samudra Pasifik
Kabupaten Sorong, Papua Barat  
Palau

25
Fanildo                   
0°56′22″N 134°17′44″E / 0.93944°N 134.29556°E
Samudra Pasifik
Kabupaten Biak Numfor, Papua
Palau

26
Gosong Makasar                                     
3°59′25″N 117°57′42″E / 3.99028°N 117.96167°E
Laut Sulawesi
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur
Malaysia

27
Intata                             
4°38′38″N 127°9′49″E / 4.64389°N 127.16361°E
Laut Sulawesi
Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara
Filipina

28
Iyu Kecil                          
1°11′30″N 103°21′8″E / 1.19167°N 103.35222°E
Selat Malaka         
Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau
Malaysia

29
Jiew                                

0°43′39″N 129°8′30″E / 0.72750°N 129.14167°E
Laut Halmahera
Halmahera, Maluku Utara
Palau
30
Kakarutan                                  

4°37′36″N 127°9′53″E / 4.62667°N 127.16472°E
Samudra Pasifik
Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara
Filipina

Gambar peta Indonesia beserta pulau – pulau



 

Manusia Global

·           Menjadi manusia global min 500 kata / 1 lembar Pertemuan itu senyatanya bertujuan untuk membahas permasalahan  brain drai...